Senin, 01 Februari 2016

G.Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan dan H.Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan

G.Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan


 Pengertian Masyarakat

Beberapa definisi mengenai masyarakat dari para sarjana, seperti misalnya :
  R.Linton : masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu

Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat adalah keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya teritorial, bangsa, golongan dan sebagainya.

 Masyarakat harus mempunyai syarat-syarat berikut :

    Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang
    Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama disuatu daerah tertentu
    Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju pada kepentingan dan tujuan bersama.



Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :

    Masyarakat paksaan, misalnya Negara, masyarakat tawanan, dan lain-lain
    Masyarakat merdeka, yagn terbagi dalam :
        Masyarakat nature, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti gerombolan, suku, yang bertalian dengan hubungan darah atau keturunan
        Masyarakat kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, misalnya koperasi, kongsi perekonomian, gereja dan sebagainya



Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :

    Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
    Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu
    Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
    Kemungkinan-kemungkinan  untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
    Interaksi yang terjal lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi
    Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
    Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.



Perbedaan desa dan kota

    Jumlah dan kepadatan penduduk
    Lingkungan hidup
    Mata pencaharian
    Corak kehidupan sosial
    Stratifikasi sosial
    Mobilitas sosial
    Pola interaksi sosial
    Solidaritas sosial
    Kedudukan dalam hierarki administrasi nasional



Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan sperti beras, sayur mayor, daging, ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan. Mereka biasanya adalah pekerja-pekerja musiman.

Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yagn juga diperlukan oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatn untuk memelihara kesehatan dan transportasi. Dalam kenyataannya hal ideal tersebut kadang-kadang tidak terwujud karena adanya beberapa pembatas. Jumlah penduduk semakin meningkat, tidak terkecuali di pedesaan. Padahal luas lahan pertanian dan tanah sulit bertambah, terutama didaerah yang seudah lama berkembang seperti pulau jawa. Peningkatan jumlah penduduk tanpa diimbangi dengan perluasan kesempatan kerja ini pada akhirnya berakibat bahwa di pedesaan terdapat banyak orang yangtidak mempunyai mata pencaharian tetap. Mereka merupakan pengangguran, baik sebagai pengangguran penuh maupun setengah penuh.

Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Kesemuanya akan tercermin dalam komponen-komponen yang membentuk stuktur kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :

    Wisma : unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga. Unsure wisma ini menghadapkan
        Dapat mengembangkan daerah perumahan penduduk yang sesuai dengan pertambahan kebutuhan penduduk untu masa mendatang
        Memperbaiki keadaan lingkungan perumahan yang telah ada agar dapat mencapai standar mutu kehidpan yang layak, dan memberikan nilai-nilai lingkungan yang aman dan menyenangkan
    Karya : unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsur ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
    Marga : unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya.
    Suka : unsur ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
    Penyempurna : unsur  ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.

 Kota secara internal pada hakekatnya merupakan suatu organisme, yakni kesatuan integral dari tiga komponen meliputi penduduk, kegiatan usaha dan wadah. Ketiganya saling terkait, pengaruh mempengaruhi, oleh karenanya suatu pengembangan yang tidak seimbang antra ketiganya, akan menimbulkan kondisi kota yang tidak positif, antara lain semakin menurunnya kualitas hidup masyarakat kota. Dengan kata lain, suatu perkembangan kota harus mengarah pada penyesuaian lingkungan fisik ruang kota dengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha masyarakat kota

            Di pihak lain kota mempunya juga peranan/fungsi eksternal, yakni seberapa jauh fungsi dan peranan kota tersebut dalam kerangka wilayah atau daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional. Dengan pengertian ini diharapkan bahwa suatu pembangunan kota tidak mengarah pada suatu organ tersendiri yang terpisah dengan daerah sekitarnya, karena keduanya saling pengaruh mempengaruhi.

Masyarakat Pedesaan

Yang dimaksud dengan desa  menurut Sukardjo Kartohadi adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri. Menurut Bintaro desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan cultural yang terdapat disuatu daerah dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain.. Menurut paul H.Landis : desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri sebagai berikut :
  Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa
  Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan
 Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuatsesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebagai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat. Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :

    Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
    Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
    Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
    Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal  mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan sebagainya
Didalam masyarakat pedesaan kita mengenal berbagai macam gejala, khususnya tentang perbedaan pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan –ketegangan sosial. Gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan :

    Konflik
    Kontraversi
    Kompetisi
    Kegiatan pada masyarakat pedesaan


H.Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan

 Ilmu Pengetahuan

“ Ilmu pengetahuan” lazim digunakan  dalam pengertian sehari-hari, terdiri dari dua kata, “ ilmu “ dan “ pengetahuan “, yang masing-masing punya identities sendiri-sendiri. Dikalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif. Pengertian pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah sederhana karena bermacam-macam pandangan dan teori (epistemologi), diantaranya pandangan Aristoteles, bahwa pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat merangsang budi. Dan oleh Bacon & David Home pengetahuan diartikan sebagai pengalaman indera dan batin. Menurut Imanuel Kant pengehuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman. Dari berbagai macam pandangan tentang pengetahuan diperoleh  sumber-sumber pengetahuan berupa ide, kenyataan, kegiatan akal-budi,  pengalaman, sintesis budi, atau meragukan karena tak adanya sarana untuk mencapai pengetahuan yang pasti.
Untuk membuktikan pengetahuan itu benar, perlu berpangkal pada teori kebenaran pengetahuan :
1.    Pengetahuan dianggap benar apabila dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil (proposisi) yang terdahulu
2.    Pengetahuan dianggap benar apabila ada kesesuaian dengan kenyataan
3.    Pengetahuan dianggap benar apabila mempunyai konsekwensi praktis dalam diri yang mempunyai pengeahuan itu.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu ; ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Epistemologis hanyalah merupakan cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh ilmu pengetahuan. Ontologis dapat diartikan hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas  ruang lingkup ujud yang menajdi objek penelaahannya. Atau dengan kata lain ontologism merupakan objek formal dari suatu pengetahuan. Komponen aksiologis adalah asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.

Pembentukan ilmu akan berhadapan dengan objek yang merupakan bahan dalam penelitian, meliputi objek material sebagai bahan yang menadi tujuan penelitian bulat dan utuh, serta objek formal, yaitu sudut pandangan yang mengarah kepada persoalan yang menjadi pusat perhatian. Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan. Dimulai dengan pengamatan, yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta yang mendukung apa yang dipikirkan untuk sistemasi, kemudian menggolong-golongkan dan membuktikan dengan cara berpikir analitis, sistesis, induktif dan deduktif. Yang terakhir ialah pengujian kesimpulan dengan menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya mencari berbagai hal yang merupakan pengingkaran.

Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, yang meliputi empat hal yaitu :
1.    Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga menacapi pengetahuan ilmiah yang obeyktif
2.    Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada
3.    Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap indera dam budi yang digunakan untuk mencapai ilmu
4.    Merasa pasti bahwa setiap  pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
Permasalahan ilmu pengetahuan meliputi arti sumber, kebenaran pengetahuan, serta sikap ilmuwan itu sendiri sebagai dasar untuk langkah selanjutnya.



Teknologi

            Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah dikatakan bahwa pengetahuan (body ofknowledge), dan teknologi sebagai suatu seni (state of arts ) yang mengandung pengetian berhubungan dengan proses produksi; menyangkut cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan ketrampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. “secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknoogi sosial pembangunan (the social technology of development) sehingga teknologi itu adalah merode sistematis untuk mencapai tujuan insani (Eugene Stanley, 1970).

            Teknologi memperlihatkan fenomenanya alam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Jacques Ellul dalam tulisannya berjudul “the technological society” (1964) tidak mengatakan teknologi tetapi teknik, meskipun artinya sama. Menurut Ellul istilah teknik digunakan tidak hanya untuk mesin, teknologi atau prosedur untuk memperoleh hasilnya, melainkan totalitas  metode yang dicapai secara rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam setiap bidang aktivitas manusia. Jadi teknologi penurut Ellul adalah berbagai usaha, metode dan cara untuk memperoleh hasil yang distandarisasi dan diperhingkan sebelumnya.
  Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagia berikut :
1.    Rasionalistas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional
2.    Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
3.    Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis  menjadi kegiatan teknis
4.    Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
5.    Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung
6.    Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan
7.    otonomi artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
Teknologi yang berkembang denan pesat meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik digambarkan sebagaia berikut :
1.    Teknik meluputi bidang ekonomi, artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang industri. Dengan teknik, mampu mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi sentralisasi ekonomi
2.    Teknik meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer
3.    Teknik meliputi bidang manusiawi. Teknik telah menguasai seluruh sektor kehidupan manusia, manusia semakin harus beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi manusia yang bebas dari pengaruh teknik.
Alvin Tofler (1970) mengumpamakan teknologi itu sebagai mesin yang besar atau sebuah akselarator (alat pemercepat) yang dahsyat, dan ilmu pengetahuan sebagai bahan bakarnya. Dengan meningkatnya ilmu pengetahuan secara kuantitatif dan kualtiatif, maka kiat meningkat pula proses akselerasi yang ditimbulkan oleh mesinpengubah, lebih-lebih teknologi mampu menghasilkan teknologi yang lebih banyak dan lebih baik lagi.
ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.

 Kemiskinan

Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan  apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain. Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal :
1.    Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
2.    Posisi  manusia dalam lingkungan sekitar
3.    Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi
Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, adat istiadat, dan
sistem nilai yang dimiliki. Dalam hal ini garis kemiskinan dapat tinggi atau rendah. Terhadap posisi manusia dalam lingkungan sosial, bukan ukuran kebutuhan pokok yang menentukan, melainkan bagaimana posisi pendapatannya ditengah-tengah masyarakat sekitarnya. Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi ditentukan oleh komposisi pangan apakah benilai gizi cukup dengan nilai protein dan kalori cukup sesuai dengan tingkat umur, jenis kelamin, sifat pekerjaan, keadaan iklim dan lingkungan yang dialaminya.
  Kesemuanya dapat tersimpul dalam barang dan jasa dan tertuangkan dalam nilai uang sebgai patokan bagi penetapan pendapatan minimal yang diperlukan, sehingga garis kemiskinan ditentukan oleh tingkat pendapatan minimal ( versi bank dunia, dikota 75 $ dan desa 50 $AS perjiwa setahun, 1973) ( berapa sekarang ? ).
            Berdasarkan ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1.    Tidak memiliki faktor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan. Dll
2.    Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan ataua modal usaha
3.    Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD
4.    Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas
5.    Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.
Kemiskinan menurut orang lapangan (umum) dapat dikatagorikan kedalam tiga unsur :
1.    Kemiskinan yang disebabkan handicap badaniah ataupun mental seseorang
2.    Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam
3.    Kemiskinan  buatan. Yang  relevan dalam hal ini adalah kemiskinan buatan, buatan manusia terhadap manusia pula yang disebut kemiskinan structural. Itulah kemiskinan yang timbul oleh dan dari struktur-struktur  buatan manusia, baik struktur ekonomi, politik, sosial maupun cultural. Selaindisebabkan oleh hal – hal tersebut, juga dimanfaatkan oleh sikap “penenangan” atau “nrimo”, memandang kemiskinan sebagai nasib, malahan sebagai takdir Tuhan. Kemiskinan menjadi suatu kebudayaan atau subkultur, yang mempunya struktur dan way of life yang telah turun temurun melalui jalur keluarga. Kemiskinan (yang membudaya) itu disebabkan oleh dan selama proses perubahan sosial secara fundamental, seperti transisi dari feodalisme ke kapitalisme, perubahan teknologi yang cepat, kolonialisme, dsb.obatnya tidak lain adalah revolusi yang sama radikal dan meluasnya.

 Jakarta, 'Surga' di Kala Malam


Salah satu sisi kota Jakarta di kala malam, dengan gedung-gedung yang selalu terang-benderang. (Antara/M Agung Rajasa)


Julukan Kota Metropolitan bagi Jakarta memang tak salah.  Geliat kehidupan tak pernah surut meski terang sudah berganti gelap. Kala itu, matahari sudah jauh terbenam. Pukul sebelas Kamis malam tepatnya. Namun, bukan Jakarta namanya jika sunyi senyap. Saya berada di sebuah mobil mewah bersama seorang teman, Roni (bukan nama sebenarnya), seorang pengusaha. Ya, kami memang berjanji untuk menyusuri dan menikmati malam di Jakarta. "Di Jakarta itu banyak hiburannya. Esek-eseklah. Ntar gue tunjukin tempat favorit gue. Sekarang kita muter-muter dulu aja," kata lajang berusia 30 tahun sambil meng-gas kendaraannya. Sepanjang dalam perjalanan, Roni bercerita banyak seputar gemerlap ibu kota. Ia mengaku sudah tiga tahun larut dalam dunia malam ibukota. Tak tanggung-tanggung, puluhan juta ia habiskan dalam semalam. "Gue udah pernah jajal semua. Bisa bikin bangkrut. Boleh percaya atau enggak, gue pernah menghabiskan Rp 30 juta semalam untuk entertain seperti itu," ungkapnya.   Ia pun bercerita, awal perkenalannya dengan kehidupan malam di Jakarta. Awalnya hanya iseng-iseng mengikuti sebuah forum di dunia maya. Rasa ingin tahu membuat Roni menelusuri lebih jauh dunia  penuh hingar bingar itu. "Awalnya sih gue cuma iseng-iseng ikut forum di internet. Tapi keasyikan. Jadi terus deh," sambungnya. Dengan fasih, lelaki bertubuh besar ini menjelaskan kehidupan malam di Jakarta itu terbagi dalam beberapa ketegori. Jakarta Barat dan Jakarta Pusat identik dengan klub dan spa plus-plus. Lain lagi di daerah selatan. Sasaran pekerja seks komersial (PSK) di wilayah itu ekspatriat. Mereka lebih sering melayani di apartemen, hotel bahkan kos-kosan. "Tarifnya agak mahal tuh, sekitar 500-an," terang dia. Khusus Jakarta Barat, berbagai level PSK bisa ditemui. Dari yang ecek-ecek hingga kakap, seperti PSK asal China (cungkok), Thailand, Uzbeskistan, Spanyol dan  Latin. "Tarif untuk PSK internasional mahal bos. Kisaran Rp 1,5 juta - Rp 3juta untuk short time," jelasnya sambil tersenyum. Tetapi, mereka yang berdompet tipis pun tetap dapat menikmati kesenangan sesaat itu."Di Jakbar juga banyak PSK pinggir jalan. Mereka dijaga  preman," ungkapnya sambil tertawa. Dia menambahkan, para PSK di jalanan banyak berasal dari Indramayu, Jawa Barat.  "Ironisnya, orang tua para  PSK itu merestui dan mendukung pekerjaan anak-anaknya. Gila yah," papar Roni. Hanya saja, kesehatan dan kebersihan PSK jalanan tidak terjamin. Jauh berbeda dengan PSK dalam klub atau spa. "Mereka itu lebih bersih. Ada kalanya mereka  memeriksakan kesehatan ke dokter. Mereka juga tinggal di mess. Dan gak boleh berkeliaran." Ia pun menambahkan, kebanyakan PSK punya banyak hutang sama Mami. Jadi, mereka harus tinggal di mess sampai hutang mereka lunas. Lain lagi dengan PSK yang kerap mangkal di luar klub. Mereka adalah orang-orang buangan. Kebanyakan, para PSK itu telah termakan usia dan tak laku di klub."Mereka kalau sudah gak laku juga ditendang sama mami. Akhirnya, mereka mangkal di luar klub, nurunin harga," jelasnya. Klub Favorit Roni Laju kendaraan pun terhenti, saat  kami tiba di tempat Roni, sebuah hotel mewah di Jakarta Barat. "Di sini lebih murah dari tempat-tempat lain," cetusnya. Begitu tiba di depan pintu masuk, beberapa petugas keamanan segera menghampiri Roni.  Bukan hendak memeriksa atau menggeledah,  pria-pria berbadan  kekar itu justru memberikan sambutan hangat kepada Roni. Mereka tampak akrab. "Ayo bos langsung masuk aja," kata seorang petugas berseragam safari itu. Di dalam klub, suasana sangat bingar. Puluhan wanita seksi berpakaian serba minim warna merah dan biru berlalu-lalang tanpa canggung. Roni melangkah ke sudut sebelah kanan. Ia langsung disambut senyum seorang mami berparas manis berambut pendek se-leher. "Ada Sasa (bukan nama sebenarnya) di  sini. Katanya Mas Roni kangen sama Sasa," ujarnya. Tanpa ragu, mami menyorotkan lampu laser warna hijau ke arah Sasa yang sedang duduk manis di sofa panjang bersama puluhan kawanannya. Sasa yang melihat  sorotan laser langsung beranjak dari tempat duduknya. Sasa, adalah ABG 16 tahun asal Bandung. Ia sangat lincah dan supel. "Aku di sini baru dua bulan mas. Pergi dari Bandung untuk cari uang banyak aja," ungkap gadis  berkawat gigi itu. Dalam semalam, Sasa mengaku mampu melayani 10 tamu. Ia mendapat bayaran sekitar Rp300 ribu per jamnya. "Aku ditargetin sama Mami. Pokoknya dari jam tiga sore sampai jam tiga pagi targetnya 10 tamu," jelasnya. Namun, gadis perokok itu menolak jika diharuskan menari striptis. "Nari, no way ah. Uangnya kecil. Sekali nge-dance cuma dapet Rp300 ribu doang," ujarnya. Lagi pula, lanjutnya, nari striptis risikonya banyak. Kalau ada razia pasti dijaring. "Kemarin saja, polisi tangkap empat dancer. Tapi akhirnya sih ditebus juga sama koordinator dancer. Jumlah tebusannya mahal," terang dara berponi itu. Tak terasa hari semakin larut. Para pengunjung pun semakin menumpuk. Di saat yang bersamaan belasan penari super seksi keluar dari sarangnya. Aksi mereka di lantai dan tiang khusus  sungguh mempesona. Erotis. Membuat para pria berkedip. Aksi mereka membuat para lelaki penikmat hiburan malam tak berkedip sedetik pun. Mereka terpesona dan tergoda. "Penari kayak gini juga punya trik khusus bos. Incerannya om-om sama laki-laki polos. Sekali terjebak, pria-pria apes itu harus bayar 3 loki minuman Rp100 ribu," kata Roni sambil menunjuk pria paruh baya yang terjebak goyangan maut penari seksi. Dunia malam memang penuh sensasi dan fantasi yang selama ini tertanam di dalam benak. Karena itu, bisnis hiburan malam tak akan pernah mati. "Bisnis hiburan kaya gini yang mengelola mafia-mafia yang sama. Gak gampang untuk bisa bikin usaha hiburan macam ini kalau gak punya jaringan ke mafia," Roni mengakhiri. Dan, malam pun kian larut di surga sesaat ini...

 Studi kasus

Kehidupan Dunia Malam  dalam masyarakat perkotan di kota jakarta

·

     Latar Belakang



Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di Tatar Pasundan, bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa (sebelum 1527), Jayakarta (1527-1619), Batavia/Batauia, atau Jaccatra (1619-1942), Jakarta Tokubetsu Shi (1942-1945) dan Djakarta (1945-1972). Di dunia internasional Jakarta juga mempunyai julukan seperti J-Town,[8] atau lebih populer lagi The Big Durian karena dianggap kota yang sebanding New York City (Big Apple) di Indonesia.[1][9]

Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 10.187.595 jiwa (2011).[10] Wilayah metropolitan Jakarta (Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa,[7] merupakan metropolitan terbesar di Asia Tenggara atau urutan kedua di dunia.

Sebagai pusat bisnis, politik, dan kebudayaan, Jakarta merupakan tempat berdirinya kantor-kantor pusat BUMN, perusahaan swasta, dan perusahaan asing. Kota ini juga menjadi tempat kedudukan lembaga-lembaga pemerintahan dan kantor sekretariat ASEAN. Jakarta dilayani oleh dua bandar udara, yakni Bandara Soekarno–Hatta dan Bandara Halim Perdanakusuma, serta satu pelabuhan laut di Tanjung Priok. (Wikipedia)

industri hiburan di Perkotan khususnya di ibu kota jakarta telah berkembang pesat. Tempat hiburan dan wisata menjamur di mana-mana. Hiruk pikuk Kota Jakarta yang semakin ramai dengan berbagai aktifitas dan rutinitas penduduknya, membuat kota ini tak pernah sepi dari pagi hingga larut malam. Anak muda banyak yang berlalu lalang dengan tujuan masing-masing. Tak dapat dipungkiri, kota ini seakan tak pernah mati dengan kegiatan anak mudanya.

Keadaan ini menyiratkan ke-hedonis-an dan berhubungan dengan berubahnya gaya hidup. Apa sebenarnya yang telah terjadi dan apa saja aktifitas yang mereka lakukan saat malam menjelang? hingga malam pun serasa siang hari. Untuk itulah penulis menelisik fenomena ini dan melakukan wawancara dan studi pustaka guna mengetahui aktifitas kaum muda Yogyakarta saaat malam menjelang.



·      ISI

Dalam perkembangan jaman yang sangat pesat, kecanggihan teknologi berperan besar dalam pegetahuan remaja saat ini. Trend yang berkembang saat ini adalah sebagian besar masyarakat di perkotan  berbondong-bondong mengikuti gaya hidup kebarat-baratan, seperti banyak yang tergiyur iklan televisi, meniru gaya hidup selebriti yang glamour, dan lain-lain. Apa saja akan mereka lakukan agar disebut anak gaul (tidak dibilang ketinggalan jaman).

Banyak masyarakat di perkotaan yang seperti artikel di atas yang menilai bahwa salah satu faktor seseorang dapat terjerumus ke dalam dunia malam seperti pergi ke club dan tempat prostusi, yaitu hasrat ingin tahu dan ada stigma bahwa pernah mencoba. Kalau belum kenal dengan dunia malam pada kota jakarta maka dianggap bukan sebagai masyarakaat , cupu, dan jadul. Dengan kata lain, remaja mendapat kebanggaan jika mereka sudah merasa gaul.

Dugem atau dunia gemerlap merupakan istilah popular untuk menunjukkan gaya hidup orang di kota besar pada akhir pekan. Kegiatan dugem yang dikemas dengan suasana meriah dengan sorot lampu dan suara music yang keras menjadi daya tarik tersendiri bagi remaja yang menyebut dirinya sebagai remaja gaul. Dugem sering dilakukan di klab malam, kafe, atau diskotik. Rokok, narkoba dan minuman beralkohol sudah menjadi bagian dari dugem itu sendiri, bahkan dugem juga sudah bertalian erat dengan dengan seks bebas. Remaja sudah tentu akan mengeluarkan banyak uang ketika mereka pergi dugem , karena dugem membuat para pengikutnya hidup berfoya-foya, menyia-nyiakan waktu, dan membuat waktu tidur berkurang yang akan berakibat buruk pada kondisi psikis dan biologis remaja itu sendiri.

Dampak Negative dan positive Dunia malam

Dari uraian- uraian yang telah penulis jabarkan di atas,  dapat ditemukan beberapa hal  yang negative dari dunia malam, yaitu :
1     Membuat seseorang masuk kedalam gaya Hedonisme
2.  Menjerumuskan seseorang untuk berbuat dosa
3.  Menghambur-hamburkan uang orang tua kita
4. Penyimpangan norma-norma masyarakat

Adapun manfaat baik yang bisa kita dapatkan selain sebagai sarana hiburan semata.
1 Menambah teman dan jaringan
Adapun mahasiswa yang mengakui bahwa dengan mengikuti gaya hidup semacam ini mereka bisa menambah teman dan jaringan.
2.      Sebagai sumber penghasilan

·      Kesimpulan

Globalisasi, modernisasi dan perkembangan teknologi menyebabkan bertumbuh pesatnya industry hiburan di kota jakarta. Banyaknya pendatang dari berbagai penjuru dunia dan nusantara menyebabkan budaya barat menjadi mudah membaur di kota ini. Dunia malam adalah salah satu gaya hidup yang berkiblat pada budaya barat. Berbagai dampak timbul akibat gaya hidup glamour ini, meski ada sekelumit sisi positif, tapi sisi negative lebih mendominasi. Diperlukan peran seluruh pihak untuk menangani dan mengatasi dampak negative yang timbul dari kehidupan malam ini. Pemerintah, Lapisan masyarakat, keluarga, dan anak muda itu sendiri secara  harus kooperatif menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif sehingga generasi bangsa ini bisa membanggakan.



 Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Khusus_Ibukota_Jakarta
http://www.beritasatu.com/sosial/49012-jakarta-surga-di-kala-malam.html
https://seratjuminten.wordpress.com/2012/07/31/dunia-malam-sebagai-gaya-hidup-dan-pengaruhnya-terhadap-anak-muda-di-yogyakarta/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar